Banyaknya pemanis buatan (gula sintetis) yang dapat menimbulkan efek samping telah mendorong banyak peneliti melakukan penelitian kepada pemanis alami yang dipandang lebih aman jika dipakai sebagai pemanis.
Stevia adalah salah satu pemanis alami yang paling banyak membawa kontroversi. Dari beberapa artikel tentang stevia yang saya baca menunjukkan kehadiran stevia sebagai pemanis alami menimbulkan banyak polemik.
Lantas apa itu stevia?
Stevia adalah sejenis tumbuhan semak dan masih dalam keluarga (Asteraceae), berasal dari daerah subtropis dan tropis dari Amerika Utara bagian barat ke Amerika Selatan.
Stevia umumnya dikenal sebagai sweetleaf, daun manis, sugarleaf, atau hanya stevia, yang banyak ditanam untuk daun manis. Sebagai pengganti pemanis dan gula, rasa stevia yang memiliki onset lebih lambat dan durasi yang lebih lama daripada gula.
Ekstrak stevia yang memiliki sampai 300 kali kemanisan gula, stevia telah mendapat perhatian dengan kenaikan permintaan rendah karbohidrat, alternatif makanan gula rendah. Penelitian medis juga menunjukkan manfaat dari stevia dalam mengobati obesitas, tekanan darah, mencegah dan reverse diabetes, dan memiliki sifat anti-virus. Stevia memiliki efek yang dapat sebagai pemanis alami untuk orang diet karbohidrat.
Ketersediaan stevia bervariasi dari satu negara ke negara. Di beberapa negara, stevia telah tersedia sebagai pemanis selama beberapa dekade atau abad, misalnya, stevia secara luas digunakan sebagai pemanis di Jepang dimana telah tersedia selama beberapa dekade. Di beberapa negara, stevia dibatasi atau dilarang. Di negara-negara lain masalah kesehatan, dan kontroversi politik telah membatasi ketersediaannya, misalnya, Amerika Serikat stevia dilarang di awal 1990-an kecuali dicap sebagai suplemen, tetapi pada tahun 2008 disetujui sebagai makanan aditif. Selama bertahun-tahun, jumlah negara-negara di mana tersedia stevia sebagai pemanis telah meningkat.
Apa stevia diakui FDA?
Nah… lagi-lagi FDA masih merupakan refrensi keamanan penggunaan sebuah produk. Kehadiran stevia sebagai makanan pemanis alami yang lebih aman dipandang dapat mengancam bisnis beberapa pemanis buatan (gula sintetis) seperti aspartam. Keengganan FDA mengakui stevia sebagai pemanis alami yang aman dicurigai ada unsur melindungi bisnis aspartam. Hal ini dikaitkan dengan setelah Cocacola dan Cargill menggunakan stevia, tiba-tiba FDA memberikan surat ‘TIDAK KEBERATAN” terhadap banyak perusahaan yang setuju dan menggunakan stevia pada produknya. Hal ini menempatkan stevia di ‘daerah abu-abu’ dan memungkinkan FDA mentargetkan beberapa perusahaan (produsen stevia skala kecil) dan membiarkan perusahaan besar lainnya (seperti Coca-Cola dan Cargill) menggunakan pemanis stevia
yang sama.
Sekalipun FDA belum memberikan status GRAS (Generally Recognized as Safe) kepada stevia, namun dengan status “tidak keberatan” disambut sebagai suatu kemenangan stevia sebagai pemanis alami. Akan tetapi keadaan dibalik keputusan tersebut bukanlah didorong oleh kepentingan konsumen.Keputusan tersebut tetap dipandang sebagai keuntungan perusahaan korporasi.
Selasa, 24 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Daftar Blog Saya
-
-
-
New Site Avaliable10 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
Profile diri12 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
Gletser Berdarah di Antartika13 tahun yang lalu
-
-
-
manfaat tersenyum dan tertawa bagi kesehatan kita13 tahun yang lalu
-
-
Misteri Pulau Papua13 tahun yang lalu
-
-
-
Backup Data Penting Agar Tak Pusing13 tahun yang lalu
-
Peneliti Menemukan Cara baru Menghack Database Oracle13 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
Penjualan Komputer13 tahun yang lalu
-
Haniefa13 tahun yang lalu
-
JARINGAN SOSIAL DI INTERNET13 tahun yang lalu
-
Tahapan dalam evolusi e – Commerce13 tahun yang lalu
-
-
Fungsi-fungsi menu dalam Joomla14 tahun yang lalu
-
-
red is the colour of desire17 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0 comments:
Posting Komentar